Nggak Peduli Separah Apa Panasnya, Kita Harusnya Merasa Berdosa Kalau Mikir AC Jadi Solusinya

Siapa sih yang gak ngerasa kepanasan akhir-akhir ini? Wajar saja, mengingat prediksi banyak ahli metereologi yang berujar kalau tahun 2016-2017 bakal jadi tahun-tahun terpanas dalam sejarah peradaban manusia. Bahkan menurut NASA bulan Agustus 2016 kemarin terekam sebagai bulan terpanas sejak pencatatan iklim dimulai. Miris gak sih kalau sekarang tiap tahunnya bakal ada pemecahan rekor baru yang makin menggampar kesadaran kita bahwa satu-satunya planet yang bisa dihuni umat manusia ini benar-benar sedang meleleh gara-gara pemanasan global.

Insting survival manusia menghadapi panas kekinian inilah yang membuat industri pendinginan udara meroket. Di Indonesia, menurut laporan konsultan riset GFK penjualan AC di semester pertama tahun 2016 melonjak sebesar 13,9%. Selain memang makin panas udaranya, perubahan gaya hidup juga ditengarai sebagai penyebab pelonjakan itu. Lha kalau untuk masyarakat perkotaan yang tinggal di kotak-kotak beton atau rumah berdempetan, AC maupun kipas angin itu mungkin sudah bukan lagi kebutuhan tersier alias barang mewah tapi kebutuhan pokok.

Kalau butuh listrik buat ngadem, sejatinya kamu juga sedang memanasi bumi pada saat yang bersamaan waktu AC atau kipas anginmu nyala
Kalau sudah paham kenapa pemakai AC & kipas angin itu sebenarnya sama saja dengan penjahat iklim, gak jaman lagi sekarang seenaknya ngadem depan AC meski sanggup beli & bayar listrik
Kalau panasnya udara sampai bikin gak fokus kerja dan sama sekali gak bisa istirahat, ingatlah untuk selalu pakai AC & kipas anginmu secara efisien dan bertanggungjawab
Janganlah jadi manusia yang egois! Teruslah cari alternatif lain yang bisa buat bumi ini adem bukan hanya untuk generasi ini, tetapi juga generasi penerus
Tapi untuk sekarang mungkin kita semua lebih butuh pendinginan jiwa alias legowo menerima kalau bumi tercinta memang sudah sepanas ini